Friday, November 27, 2015

Harapan Baru dari Tuhan (Pasti) Datang (Yeremia 33:14-16)


Bahan Khotbah Minggu, 29 Nopember 2015 (Adven I)

Pdt. Alokasih Gulo, M.Si[1]



33:14   “Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda.
33:15   Pada waktu itu dan pada masa itu Aku akan menumbuhkan Tunas keadilan bagi Daud. Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri.
33:16   Pada waktu itu Yehuda akan dibebaskan, dan Yerusalem akan hidup dengan tenteram. Dan dengan nama inilah mereka akan dipanggil: TUHAN keadilan kita!

Pengantar
Teks khotbah hari ini, Yeremia 33:14-16,merupakan akhirdari bagian yang disebut "Kitab Penghiburan" (Yer. 30-33). Bagian ini memiliki gema yang sama dengan Yeremia 23:5-6. Nubuat pada pasal 23 tersebut disampaikan pada masa pemerintahan raja Zedekia untuk memberitahukan adanya harapan setelah pembuangan, dan Yeremia 33:14-26 ini merupakan ulangan atau penegasan terhadap nubuat sebelumnya tentang janji pengharapan dari Allah bagi umat-Nya. Pengulangan atau penegasan semacam ini dimaksudkan untuk membangkitan harapan baru bagi bangsa Israel di pembuangan.

Datangnya Harapan Baru bagi Israel (33:14-16)
a.   Kedatangan Janji(3:14)
Pada bagian ini ada janji tentang masa depan Israel yang penuh berkat sebagai ganti dari pembuangan/penindasan yang mereka alami karena pemberontakan mereka terhadap Allah (lih. Yer. 25:1-11). Allah, kini, menjanjikan keselamatan yang berlaku bagi kedua kerajaan di Israel (Utara dan Selatan). Allah akan menepati janji yang telah dikatakan-Nya ini kepada kaum Israel dan kaum Yehuda! Ada janji tentang pemerintahan yang penuh dengan kebijaksanaan, keadilan, dan kebenaran, janji tentang kehidupan yang dimerdekakan dan tenteram (Yer. 23:5); ada janji tentang pemulangan umat Tuhan dari pembuangan di Babel (Yer. 29:10; 30:3); dan ada janji tentang perjanjian baru dengan kedua kerajaan di Israel, yaitu anugerah “kebaikan” dalam berbagai aspek (Yer. 31:31), dan masih banyak lagi yang lain. Intinya adalah bahwa TUHAN memberikan pengharapan baru bagi umat-Nya, menjanjikan suatu kehidupan yang dipulihkan bagi umat-Nya, kehidupan yang mencerminkan damai sejahtera (shalom)bagi semua.

b.    Pelaksanaan dan Penggenapan Janji (33:15-16)
Janji TUHAN yang dimaksud pada teks renungan kita hari ini adalah tentang penumbuhan Tunas keadilan bagi Daud, pelaksanaan keadilan dan kebenaran di negeri Israel. Ungkapan ini menunjukkan datangnya penguasa yang sah, adil dan benar. Dalam PB, Tunas yang Adil ini bisa dibaca dalam Lukas 1:31-33, yaitu tentang Kristus yang lahir dari garis keturunan Daud dan akan menduduki takhta Daud. Kristus yang kedatangan-Nya (adven) sedang dinantikan itu memberi harapan yang baru, yaitu pemerintahan dan kehidupan yang ditandai dengan pelaksanaan kebenaran dan keadilan: benar dan adil dalam pengambilan keputusan hukum, benar dan adil dalam membela orang-orang yang menderita, benar dan adil dalam menghukum mereka yang melakukan kesalahan. Intinya, dia akan melakukan keadilan atau penghakiman dan kebenaran di negeri.

Teks ini menegaskan bahwa janji Allah bagi umat-Nya pasti dilaksanakan dan digenapi. Janji itu pada akhirnya berujung pada datangnya kebebasan, kedamaian, keselamatan dan kehidupan bagi umat Tuhan. Dalam sejarahnya, para penguasa yang jahat, baik dari kalangan Israel maupun dari bangsa-bangsa lain, akan menerima hukuman dari Tuhan atas kejahatan mereka; Allah pun dengan berbagai cara pasti membebaskan umat-Nya, memberikan mereka berbagai kemudahan dan keistimewaan untuk menjalani dan menikmati kehidupan, bahkan memberikan mereka kesempatan untuk pulang ke negeri mereka, ke Yerusalem, kota idaman mereka, pulang untuk menikmati damai sejahtera dari Tuhan.

Harapan Baru itu Datang bagi Kita
Hari ini, Minggu, 29 Nopember 2015, kita mulai memasuki masa adven, minggu-minggu menanti kedatangan Tuhan. Dalam penantian itu kita mempersiapkan diri seutuhnya melalui perenungan kehidupan baik yang sudah dijalani mauoun yang akan dihadapi ke depan. Lilin yang menyala hari ini merupakan lilin pengharapan, pengharapan bahwa Tuhan berkenan memulihkan umat-Nya, memulihkan kita yang membuka diri untuk dipulihkan oleh Tuhan.

Akhir-akhir ini kita banyak mengalami kesulitan: dalam keluarga, dalam studi, dalam persahabatan, bahkan dalam kehidupan bergereja. Dalam kondisi yang sulit, dalam keadaan terjepit, secara manusiawi apa pun bisa dilakukan; percaya atau tidak, banyak orang yang berperilaku aneh akhir-akhir ini untuk menutupi suasana hatinya yang “gegana”, banyak orang yang pura-pura gila atau sakit ketika masalah terasa begitu berat membebani, banyak juga yang benaran gila ketika masalah datang silih berganti dan akhirnya membuatnya stres/depresi. Banyak remaja/pemuda yang bunuh diri karena broken-heart, banyak anak yang tidak terurus karena broken-home, banyak yang tidak fokus belajar lagi karena masalah dengan “teman” atau mungkin karena masalah finansial. Kita kadang-kadang menjadi sinis terhadap pemerintah yang sekian lama sebelumnya tidak mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat, atau kita kadang-kadang kecewa dengan para pemimpin agama (gereja) yang tidak bisa menjadi panutan bagi masyarakat. Pada akhirnya kita pun menjadi tidak peduli lagi dengan situasi di sekitar kita, peduli amat, demikianlah ekspresi kita.

Pada saat-saat pencobaan, pada saat-saat adanya tekanan, kita biasanya merindukan terjadinya hal-hal yang dahsyat atau pun mukjizat. Dalam situasi yang terjepit, kita kemungkinan mau melakukan apa pun, bahkan sekalipun hal itu salah. Dalam keadaan darurat, segala kemungkinan bisa saja kita lakukan, sekalipun mungkin membahayakan diri kita sendiri. Ketika kita diperhadapkan pada situasi yang sulit, bukan tidak mungkin kita bisa kehilangan pegangan dan harapan. Dalam situasi dan kondisi penyakit yang tidak menentu, kita bisa saja “kecewa” dengan Tuhan, dan mungkin berkata: “apa lagi Tuhan yang Engkau inginkan dariku? Katanya Engkau adalah Allah yang dahsyat, sumber mukjizat, tapi mana ….???”.

Hari ini kita disemangati oleh Firman Tuhan, bahwa seburuk dan separah apapun kondisi dan situasi kita saat ini, Tuhan pasti mampu berkarya, Dia mampu memulihkan kita. Itulah pengharapan kita, dan pengharapan ini hanya disandarkan kepada Allah yang pasti memenuhinya. Segala sesuatu yang kita miliki saat ini tidak dapat menjanjikan pengharapan yang kekal bagi kita. Pekerjaan atau jabatan apapun memang sangat penting, namun tidak dapat menjanjikan kedamaian dan ketenteraman bagi kita, bahkan seringkali pekerjaan atau jabatan itu menjadi masalah ketika kita menyalahgunakannya. Institusi pemerintah dan swasta, termasuk institusi pendidikan dan penegak hukum, juga tidak dapat memberi kita pengharapan yang sempurna dalam hal penegakkan kebenaran dan keadilan, bahkan seringkali institusi itu menjadi sumber ketidakbenaran dan ketidakadilan. Keluarga, teman-teman, rekan kerja, demikian juga kepandaian bahkan uang, tidak dapat menjanjikan sesuatu yang pasti bagi kita. Tetapi Tuhan itu setia terhadap janji-Nya dan Dia berkuasa melaksanakan janji-Nya.


[1] Bahan Khotbah Minggu, 29 Nopember 2015, di BNKP Jemaat Immanuel, oleh Pdt. Alokasih Gulö, M.Si

Saturday, November 7, 2015

Kesempurnaan Persembahan Korban Kristus (Ibrani 9:24-28)



Bahan Khotbah Minggu, 08 Nopember 2015
Oleh: Pdt. Alokasih Gulo, M.Si [1]

9:24   Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
9:25    Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
9:26    Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
9:27     Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
9:28    demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.


Teks khotbah pada hari ini ada hubungannya dengan tugas, fungsi, dan tanggung jawab imam dhi Imam Besar sehubungan dengan pemberian “korban” kepada Allah, terutama korban pendamaian. Hal ini diperkuat oleh pasal dan ayat-ayat yang mendahului teks renungan ini, dimana penulis dengan cukup panjang menguraikan kembali tradisi PL tentang imam serta tugas, fungsi dan tanggung jawabnya tersebut. Dengan tidak bermaksud menyudutkan para imam perjanjian lama tersebut, penulis kitab Ibrani ini hendak menegaskan kelebihan/keunggulan Imam Besar perjanjian baru yaitu Kristus, yang sekaligus menyempurnakan segala hal yang tidak mungkin dipenuhi oleh imam-imam perjanjian lama itu. Hal ini merupakan suatu penegasan kepada para pembacanya bahwa Kristus merupakan Imam Besar yang sempurna, dan karena itu umat Tuhan tidak perlu ragu-ragu untuk mempercayai-Nya sekalipun ada banyak tantangan yang harus dihadapi bahkan penderitaan yang harus ditanggung karena memilih percaya kepada Kristus, Imam Besar perjanjian baru tersebut.

Dalam teks khotbah pada hari ini, ada beberapa kelebihan/keunggulan Imam Besar perjanjian baru dimaksud:
1)       Ia masuk ke tempat kudus yang bukan buatan tangan manusia, yakni surga (ay. 24), tidak seperti imam besar perjanjian lama yang masuk ke tempat/kemah kudus buatan tangan manusia.
2)      Ia masuk ke tempat kudus tersebut dan mempersembahkan korban pendamaian satu kali untuk selama-lamanya (ay. 25 dab), tidak seperti imam besar perjanjian lama yang berulang-ulang mempersembahkan korban tersebut setiap tahun.
3)      Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri (darah-Nya) sebagai korban pendamaian (ay. 25, 28), dan bukan darah domba (ternak) seperti biasa dipersembahkan oleh imam besar perjanjian lama.
4)      Ia mengorbankan diri-Nya sendiri semata-mata untuk penghapusan dosa manusia (ay. 24, 26, 28), dan tidak untuk diri-Nya sebagaimana biasanya imam besar perjanjian lama yang juga diikutsertakan dalam penghapusan dosa dimaksud.

Apa arti dari semua kelebihan/keunggulan ini? Yaitu bahwa persembahan Korban Kristus itu sangat sempurna, baik dari sisi korban itu sendiri (yakni tubuh dan darah Kristus sebagai Anak Domba Allah) maupun dari sisi Pemberi Korban dimaksud (yakni Imam Besar perjanjian baru yang adalah Kristus sendiri). Implikasinya adalah bahwa penghapusan dosa dan keselamatan yang dianugerahkan bagi umat Tuhan sesungguhnya begitu sempurna, berlaku untuk semua zaman, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Pengorbanan Kristus sungguh sempurna, demikian juga dengan keselamatan yang diakibatkannya, sungguh sempurna, jauh lebih sempurna daripada imam besar dan persembahan korban perjanjian lama, menerobos batas waktu dan geografis, berlaku untuk semua dan sampai selama-lamanya. Dengan kata lain, kesempurnaan ini menjadi jaminan atau pegangan pasti bagi umat Tuhan bahwa mereka pun akan menjadi bagian dari kesempurnaan dimaksud.

Bagi sebagian orang persembahan Korban Kristus ini mungkin dianggap biasa saja, hanya meneruskan apa yang telah lama dipraktikkan oleh imam-imam besar perjanjian lama; namun bagi orang-orang Kristen generasi kedua (pembaca awal kitab Ibrani) yang pada waktu itu sedang mengalami penganiayaan dan berada dalam keputusasaan karena berbagai tekanan, penegasan tentang “Kristus sebagai Imam Besar dan Korban Pendamaian yang sempurna” sangatlah berarti, sebab hal tersebut semakin memperkokoh iman mereka kepada Kristus di tengah-tengah badai kehidupan yang melanda. Dengan penegasan ini, orang-orang percaya ditantang untuk tetap mempertahankan iman mereka kepada Kristus, bertumbuh terus menuju kedewasaan iman, dan tidak kembali kepada kehidupan lama, termasuk kepada kehidupan di bawah kuasa perjanjian lama. Penguatan, pengokohan, pendewasaan iman ini terus dikumandangkan sementara orang-orang percaya menantikan kedatangan Kristus yang kedua untuk menyelamatkan umat-Nya (9:28).

Sdra/i yang terkasih, begitu dalamnya karya pengorbanan Kristus, begitu mulianya Imam Besar kita yang berkorban demi keselamatan manusia dan bukan untuk diri-Nya sendiri, serta betapa kita tidak bersyukur dan bersukacita karena mendapatkan keselamatan yang begitu sempurna di dalam Kristus. Benar bahwa ada banyak tantangan bahkan ancaman dalam kehidupan ini, ada banyak godaan yang setiap saat bermaksud menjauhkan kita dari Kristus; namun mata kita harus tetap diarahkan kepada Imam Besar kita, Kristus yang telah berkorban dan mengorbankan diri-Nya sendiri sebagai Domba persembahan bagi pendamaian kita dengan Allah. Jadi, kita tidak perlu ragu menjalani kehidupan ini, tidak perlu bingung, apalagi takut, sebab rasul Paulus mengatakan: “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 8:35, 38-39).

Sdra/iku, adakah orang yang merasa perlu mencari makanan yang lain kalau di hadapannya sudah disediakan makanan yang terbaik di seluruh dunia ini? Adakah orang yang merasa perlu mencoba rasa minuman/makanan yang lain sementara di hadapannya telah disediakan rasa yang paling sempurna? Adakah orang yang merasa perlu mencari pakaian yang lain sementara kepadanya telah diberikan pakaian terbaik sepanjang masa? Adakah orang yang masih mencari “sirih” yang lain sementara kepadanya telah diberikan “sirih ter-enak”? Adakah orang yang masih mencari “batu akik” yang lain sementara di tangannya telah ada “batu akik” terbaik/termahal? .... dst ... dst ... Hal yang sama juga dengan korban dan pengorbanan Kristus serta keselamatan yang diakibatkannya, amat sempurna. Jadi, adakah orang Kristen yang merasa perlu mencari tuhan yang lain sementara Tuhan yang sempurna telah berkarya di dalam hidupnya? Adakah orang Kristen yang merasa tidak puas dengan karunia keselamatan dari Allah yang begitu sempurna itu sehingga harus mencari yang lain lagi yang belum jelas dan pasti? Kalau ada, saya kira orang yang seperti itu dapat dianggap sebagai “orang teraneh” bahkan “orang yang paling malang” di dunia! Karena itu, sadarlah, bersiap dirilah menerima karunia keselamatan dari Kristus, Imam Besar kita yang begitu sempurna.



[1] Bahan Khotbah Minggu, 08 Nopember 2015, di BNKP Pers. Jemaat Tuhemberua, Resort 26

Allah Memperhitungkan Iman sebagai Kebenaran (Roma 4:18-25)

Rancangan khotbah Minggu, 25 Februari 2024 Disiapkan oleh: Pdt. Alokasih Gulo 18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Ab...