Saturday, November 7, 2015

Kesempurnaan Persembahan Korban Kristus (Ibrani 9:24-28)



Bahan Khotbah Minggu, 08 Nopember 2015
Oleh: Pdt. Alokasih Gulo, M.Si [1]

9:24   Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
9:25    Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
9:26    Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
9:27     Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
9:28    demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.


Teks khotbah pada hari ini ada hubungannya dengan tugas, fungsi, dan tanggung jawab imam dhi Imam Besar sehubungan dengan pemberian “korban” kepada Allah, terutama korban pendamaian. Hal ini diperkuat oleh pasal dan ayat-ayat yang mendahului teks renungan ini, dimana penulis dengan cukup panjang menguraikan kembali tradisi PL tentang imam serta tugas, fungsi dan tanggung jawabnya tersebut. Dengan tidak bermaksud menyudutkan para imam perjanjian lama tersebut, penulis kitab Ibrani ini hendak menegaskan kelebihan/keunggulan Imam Besar perjanjian baru yaitu Kristus, yang sekaligus menyempurnakan segala hal yang tidak mungkin dipenuhi oleh imam-imam perjanjian lama itu. Hal ini merupakan suatu penegasan kepada para pembacanya bahwa Kristus merupakan Imam Besar yang sempurna, dan karena itu umat Tuhan tidak perlu ragu-ragu untuk mempercayai-Nya sekalipun ada banyak tantangan yang harus dihadapi bahkan penderitaan yang harus ditanggung karena memilih percaya kepada Kristus, Imam Besar perjanjian baru tersebut.

Dalam teks khotbah pada hari ini, ada beberapa kelebihan/keunggulan Imam Besar perjanjian baru dimaksud:
1)       Ia masuk ke tempat kudus yang bukan buatan tangan manusia, yakni surga (ay. 24), tidak seperti imam besar perjanjian lama yang masuk ke tempat/kemah kudus buatan tangan manusia.
2)      Ia masuk ke tempat kudus tersebut dan mempersembahkan korban pendamaian satu kali untuk selama-lamanya (ay. 25 dab), tidak seperti imam besar perjanjian lama yang berulang-ulang mempersembahkan korban tersebut setiap tahun.
3)      Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri (darah-Nya) sebagai korban pendamaian (ay. 25, 28), dan bukan darah domba (ternak) seperti biasa dipersembahkan oleh imam besar perjanjian lama.
4)      Ia mengorbankan diri-Nya sendiri semata-mata untuk penghapusan dosa manusia (ay. 24, 26, 28), dan tidak untuk diri-Nya sebagaimana biasanya imam besar perjanjian lama yang juga diikutsertakan dalam penghapusan dosa dimaksud.

Apa arti dari semua kelebihan/keunggulan ini? Yaitu bahwa persembahan Korban Kristus itu sangat sempurna, baik dari sisi korban itu sendiri (yakni tubuh dan darah Kristus sebagai Anak Domba Allah) maupun dari sisi Pemberi Korban dimaksud (yakni Imam Besar perjanjian baru yang adalah Kristus sendiri). Implikasinya adalah bahwa penghapusan dosa dan keselamatan yang dianugerahkan bagi umat Tuhan sesungguhnya begitu sempurna, berlaku untuk semua zaman, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Pengorbanan Kristus sungguh sempurna, demikian juga dengan keselamatan yang diakibatkannya, sungguh sempurna, jauh lebih sempurna daripada imam besar dan persembahan korban perjanjian lama, menerobos batas waktu dan geografis, berlaku untuk semua dan sampai selama-lamanya. Dengan kata lain, kesempurnaan ini menjadi jaminan atau pegangan pasti bagi umat Tuhan bahwa mereka pun akan menjadi bagian dari kesempurnaan dimaksud.

Bagi sebagian orang persembahan Korban Kristus ini mungkin dianggap biasa saja, hanya meneruskan apa yang telah lama dipraktikkan oleh imam-imam besar perjanjian lama; namun bagi orang-orang Kristen generasi kedua (pembaca awal kitab Ibrani) yang pada waktu itu sedang mengalami penganiayaan dan berada dalam keputusasaan karena berbagai tekanan, penegasan tentang “Kristus sebagai Imam Besar dan Korban Pendamaian yang sempurna” sangatlah berarti, sebab hal tersebut semakin memperkokoh iman mereka kepada Kristus di tengah-tengah badai kehidupan yang melanda. Dengan penegasan ini, orang-orang percaya ditantang untuk tetap mempertahankan iman mereka kepada Kristus, bertumbuh terus menuju kedewasaan iman, dan tidak kembali kepada kehidupan lama, termasuk kepada kehidupan di bawah kuasa perjanjian lama. Penguatan, pengokohan, pendewasaan iman ini terus dikumandangkan sementara orang-orang percaya menantikan kedatangan Kristus yang kedua untuk menyelamatkan umat-Nya (9:28).

Sdra/i yang terkasih, begitu dalamnya karya pengorbanan Kristus, begitu mulianya Imam Besar kita yang berkorban demi keselamatan manusia dan bukan untuk diri-Nya sendiri, serta betapa kita tidak bersyukur dan bersukacita karena mendapatkan keselamatan yang begitu sempurna di dalam Kristus. Benar bahwa ada banyak tantangan bahkan ancaman dalam kehidupan ini, ada banyak godaan yang setiap saat bermaksud menjauhkan kita dari Kristus; namun mata kita harus tetap diarahkan kepada Imam Besar kita, Kristus yang telah berkorban dan mengorbankan diri-Nya sendiri sebagai Domba persembahan bagi pendamaian kita dengan Allah. Jadi, kita tidak perlu ragu menjalani kehidupan ini, tidak perlu bingung, apalagi takut, sebab rasul Paulus mengatakan: “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 8:35, 38-39).

Sdra/iku, adakah orang yang merasa perlu mencari makanan yang lain kalau di hadapannya sudah disediakan makanan yang terbaik di seluruh dunia ini? Adakah orang yang merasa perlu mencoba rasa minuman/makanan yang lain sementara di hadapannya telah disediakan rasa yang paling sempurna? Adakah orang yang merasa perlu mencari pakaian yang lain sementara kepadanya telah diberikan pakaian terbaik sepanjang masa? Adakah orang yang masih mencari “sirih” yang lain sementara kepadanya telah diberikan “sirih ter-enak”? Adakah orang yang masih mencari “batu akik” yang lain sementara di tangannya telah ada “batu akik” terbaik/termahal? .... dst ... dst ... Hal yang sama juga dengan korban dan pengorbanan Kristus serta keselamatan yang diakibatkannya, amat sempurna. Jadi, adakah orang Kristen yang merasa perlu mencari tuhan yang lain sementara Tuhan yang sempurna telah berkarya di dalam hidupnya? Adakah orang Kristen yang merasa tidak puas dengan karunia keselamatan dari Allah yang begitu sempurna itu sehingga harus mencari yang lain lagi yang belum jelas dan pasti? Kalau ada, saya kira orang yang seperti itu dapat dianggap sebagai “orang teraneh” bahkan “orang yang paling malang” di dunia! Karena itu, sadarlah, bersiap dirilah menerima karunia keselamatan dari Kristus, Imam Besar kita yang begitu sempurna.



[1] Bahan Khotbah Minggu, 08 Nopember 2015, di BNKP Pers. Jemaat Tuhemberua, Resort 26

No comments:

Post a Comment

Apa yang ada di pikiranmu?

Allah Memperhitungkan Iman sebagai Kebenaran (Roma 4:18-25)

Rancangan khotbah Minggu, 25 Februari 2024 Disiapkan oleh: Pdt. Alokasih Gulo 18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Ab...