Tulisan ini bukan untuk menandingi buku penghargaan terhadap almarhum Pdt. Eka Darmaputera, Ph.D, yang berjudul “Bergumul Dalam Pengharapan”. Tulisan ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan isi buku tersebut, dalam arti bukan untuk meresponi tulisan-tulisan dalam buku dimaksud. Saya hanya terinspirasi saja dengan judul buku tersebut dan isinya tanpa mengaitkannya dengan isi tulisan ini. Kalau seseorang bergumul dalam pengharapan, itu wajar dan harus demikian. Sesusah dan seberat apa pun pergumulan kita, kalau kita tahu bahwa ada harapan, saya kira kita pasti memiliki semangat juang ’45 dengan prinsip “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian – bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Ini namanya “Sengsara Membawa Nikmat”. Tapi, kalau “bergumul dalam keputusasaan”, wah … tungguh dulu Mas/Mba – Nyong/Non. Itu namanya ” … bersakit-sakit dahulu TEWAS kemudian”, alias “Sengsara Membawa Sengsara/Kematian”. Kapan nikmatnya …???!!!!
Seseorang dikatakan sudah bergumul/berjuang apabila ia sudah melakukan segala upaya untuk mencapai apa yang dia butuhkan (bukan inginkan). bersambung (under construction ...)
No comments:
Post a Comment
Apa yang ada di pikiranmu?