Sunday, March 6, 2016

Menjadi Ciptaan Baru (2 Korintus 5:17)

Pasal 5:16-21 merupakan surat pembelaan Paulus tentang kerasulannya. Dengan menceritakan pengalamannya sendiri, secara khusus pengalaman perjumpaannya dengan Tuhan, sekaligus menegaskan pusat teologianya yang disebut dengan teologi salib, Paulus berusaha menanggapi berbagai serangan dari lawan-lawan yang mempersoalkan kerasulannya tersebut. Bagi Paulus, kematian dan kebangkitan Kristus merupakan tindakan penyelamatan Allah. Ia mendamaikan diri-Nya dengan dunia, sehingga setiap yang berada di dalam Kristus adalah ciptaan baru. Ungkapan ini mempunyai latar belakang Perjanjian Lama, yang menyinggung tentang penciptaan dalam kitab Kejadian, dimana Allah yang pencipta itu tidak membiarkan ciptaan yang telah jatuh ke dalam kuasa dosa tersebut semakin dikuasai kerajaan duniawi; sebaliknya Ia membaharuinya, yang dilaksanakan dengan pendamaian melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Ayat 17 tidak saja berhubungan dengan perubahan pengenalan Kristus dari ukuran/menurut daging (Yun. kata sarka) kepada pengenalan di dalam Kristus itu sendiri menurut Roh (ay.16), tetapi juga menunjukkan hubungan dengan ciptaan baru (Yun. kaine ktisis). Kata “di dalam Kristus” (Yun. en christoi) merupakan ringkasan pokok yang mewarnai teologi Paulus dan sangat berarti dalam penebusan manusia. Dalam frase ini Paulus membicarakan bahwa “di dalam Kristus”, Dia oleh tubuh-Nya telah menanggung penghukuman Allah terhadap dosa kita. Jadi kata ini dalam ayat 17 menyatakan bahwa siapa yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru.

Ungkapan ciptaan baru ini menyatakan tindakan atau perbuatan Allah yang adalah pencipta. Oleh karena dunia telah tenggelam ke dalam kuasa dosa, dan telah rusak, maka Kristus datang menebusnya melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Kemenangan Kristus itu menyatakan pendamaian antara Allah dan manusia, sehingga membawa zaman baru, yaitu “keadaan baru dalam Kristus”, dimana zaman lama telah berlalu, dan zaman baru telah datang. Maka, setiap yang berada di dalam Kristus adalah ciptaan baru, berada dalam zaman/situasi baru, dan berada dalam rangkulan kasih Allah. Jadi, ciptaan baru merupakan hasil dari penebusan Kristus melalui salib, sehingga yang “berada di dalam Kristus” adalah ciptaan yang baru, yang melalui Yesus Kristus, Allah melepaskan semua manusia dari kuasa kegelapan dan mengantarnya di dalam kerajaan Anak yang dikasihi-Nya sebagai terang (bnd. 2 Kor. 4:6). Intinya adalah bahwa di dalam Kristus, manusia telah menjadi ciptaan baru karena telah beroleh pendamaian oleh salib Kristus; dan manusia yang telah menjadi ciptaan baru itu dipercayakan menjadi utusan Kristus untuk memberitakan kabar pendamaian bagi manusia dan dunia.

Menjadi ciptaan baru dalam konteks kita saat ini tidak sekadar adanya pergantian zaman, tidak sekadar pergantian tahun, tidak sekadar pergantian bulan, tidak sekadar pergantian "agendre", tidak juga sekadar pergantian pemimpin dan kepemimpinan, baik di tingkat lokal, regional, nasional dan global. Menjadi ciptaan baru tidak juga sekadar bahwa “yang lama” itu telah berlalu (atau malah dianggap masa lalu), dan saatnya sekarang digantikan oleh “yang baru”. Menjadi ciptaan baru tidak juga sekadar pindah ke tempat/posisi kerja baru, atau malah “rumah” baru, atau “status” baru. Menjadi ciptaan baru dalam konteks kita saat ini pertama-tama menunjukkan bahwa kita masing-masing telah beroleh pendamaian oleh salib Kristus karena kita memang telah “berjumpa” dengan Dia, dan kemudian kita telah diberi kepercayaan menjadi utusan Kristus dalam memberitakan kabar pendamaian itu di sekitar kita, bagi komunitas di mana kita berada, bagi manusia, bagi segala makhluk dan dunia.

No comments:

Post a Comment

Apa yang ada di pikiranmu?

Allah Memperhitungkan Iman sebagai Kebenaran (Roma 4:18-25)

Rancangan khotbah Minggu, 25 Februari 2024 Disiapkan oleh: Pdt. Alokasih Gulo 18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Ab...