Khotbah Minggu, 07 Mei 2017
Pdt. Alokasih Gulo[1]
40:9 Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!"
40:10 Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.
40:11 Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Setiap kali presiden berkunjung ke daerah-daerah, ia disambut dengan penuh semangat oleh rakyat, umumnya dengan keyakinan bahwa presiden akan membawa sesuatu yang baik bagi rakyatnya. Demikian juga ketika beliau menjanjikan sesuatu, secara umum rakyat percaya kepadanya karena beliau memang memiliki “power” untuk melaksanakan atau pun memaksa bawahannya untuk merealisasikan janjinya itu. Situasinya tentu berbeda ketika yang datang dan berjanji orang-orang yang tidak memiliki “power”, atau mereka yang “powernya” lebih kecil.
Demikian halnya dengan TUHAN Allah, Dia memiliki “power” yang jauh lebih besar dari presiden atau kepala negara mana pun di dunia ini, Dia memiliki kekuatan yang jauh melebihi kekuatan militer mana pun di dunia ini. Maka, dengan power-Nya itu TUHAN Allah pasti mampu mewujudkan/memenuhi segala janji-Nya kepada umat-Nya yang sedang berada dalam situasi yang menyedihkan. Mengapa? Karena Dia memiliki “kuasa” untuk itu, dan tidak ada seorang pun yang dapat menunda dan membatalkan janji-Nya itu, kecuali diri Allah sendiri.
Itulah yang diberitakan oleh nabi Yesaya kepada umat Israel yang pada waktu itu berada di pembuangan, berada dalam kesesakan, yaitu bahwa TUHAN Allah – dengan segala kuasa dan kekuatan yang ada pada-Nya – akan datang membawa kebaikan bagi umat-Nya, Dia datang untuk menggembalakan, menghimpunkan (yang telah tercerai-berai), memangku (yang lemah), dan menuntun umat-Nya ke jalan yang benar, kembali ke tanah leluhur mereka, kembali ke Sion/Yerusalem dengan penuh sukacita. Firman TUHAN inilah yang kemudian memberi semangat baru bagi umat TUHAN untuk tetap berharap sambil mempersiapkan diri dengan baik untuk kembali (pulang) ke Yerusalem, sungguh suatu sukacita yang amat besar.
Penghiburan dan penguatan ini juga berlaku bagi kita, jemaat Tuhan yang dalam faktanya sering berada dalam situasi sulit, dan hampir tidak ada jalan keluar. Di tengah-tengah persoalan hidup yang kita alami, tentu kita merindukan ada jalan keluar, termasuk merindukan ada orang yang mau menolong kita. Firman Tuhan pada hari ini, memang menjanjikan pertolongan Tuhan, yaitu bahwa Tuhan datang untuk membawa kebaikan bagi umat-Nya. Hal ini tidak berarti bahwa tidak ada akibat dari kesalahan atau dosa kita yang lakukan, sebab kalau membaca Yesaya 4:2, maka ada hal penting yang terungkap di sana terkait kesalahan umat Tuhan, yaitu bahwa kesalahan mereka telah diampuni, namun pengampunan itu terjadi setelah mereka menerima hukuman atau akibat dari kesalahan mereka itu, bahkan hukuman itu dua kali lipat dari segala dosanya. Dengan demikian, pertolongan TUHAN bagi umat-Nya dimaksudkan sebagai upaya TUHAN untuk memulihkan mereka setelah menjalani masa-masa sulit.
Ada seorang warga jemaat yang “curhat”, “Pak pendeta, saya ini telah berbuat kesalahan di tempat kerja saya, saya menyesal telah melakukan kesalahan itu. Sekarang saya bingung, mau mengakuinya atau tidak”. Tentu saya mengarahkan dia untuk mengakui kesalahannya, karena itu jauh lebih baik. Namun, dia berkata lagi: “Saya tahu bahwa mengakui kesalahan itu sangat baik, tetapi saya masih bingung mengakuinya atau tidak. Sebab, kalau saya mengakuinya maka pasti ada akibatnya, paling tidak kena marah dan mungkin posisi saya digeser, saya tahu karakter pimpinan saya”. Lalu, bagaimana kalau tidak mengaku? Perlahan dia menjawab, “alio ara ha sambalö oroma, dan tentu kena marah lagi, mungkin jauh lebih besar”. Sekarang, terserah pilih yang mana, mengaku atau tidak, keduanya memiliki konsekuensi, dan Anda tidak bisa menghindar dari itu.
Sdra/i, di zaman sekarang, banyak orang yang memiliki pemahaman seperti warga jemaat tadi, sadar telah berbuat salah, tetapi tidak mau menerima akibat apa pun dari kesalahannya itu. Tuhan tidak pernah menjanjikan sesuatu yang “murahan”, dimana manusia bebas melakukan kehendak hatinya, termasuk berbuat salah/dosa. Tuhan menjanjikan pertolongan, Dia akan menolong setiap orang yang berada dalam kesulitan, termasuk orang yang telah menerima akibat dari kesalahannya. Itulah yang Dia lakukan juga bagi umat Israel, kebaikan setelah mereka menjalani masa hukuman itu. Hal ini hendak menegaskan bahwa TUHAN itu tidak selamanya menyimpan amarah-Nya, tidak selamanya menghukum umat-Nya, Dia memberikan hukuman untuk kebaikan mereka juga.
Sdra/i yang dikasih Tuhan, kita harus yakin bahwa Tuhan mampu membawa kebaikan bagi kita, hanya masalah waktu saja. Mengapa kita harus percaya bahwa Dia mampu melakukan itu semua? Karena TUHAN itu memiliki kuasa (power)yang tidak bisa dihalangi oleh si-apa pun juga, sehingga rencana kebaikan TUHAN selalu terwujud, sekali lagi hanya masalah waktu saja. Berita pertolongan atau berita baik inilah yang menjadi fokus utama firman Tuhan pada hari ini, supaya setiap orang menyerukannya juga, dan supaya ada semangat baru menjalani kehidupan masing-masing.
Lalu, apa yang akan dilakukan TUHAN? Yaitu menggembalakan sendiri umat-Nya, mereka yang telah tercerai-berai akan dikumpulkan kembali, mereka yang lemah akan dipangku, dan mereka yang kehilangan arah perjalanan hidup akan dituntun kembali ke jalan yang benar, menuju sukacita yang amat besar.
Tuhan sendiri yang akan datang untuk membawa kebaikan bagi umat manusia, dan kita baru beberapa minggu mengenangnya, dimana Tuhan Yesus membuktikan pertolongan-Nya itu melalui pengorbanan di kayu salib, dan minggu-minggu ini kita bersukacita merayakan paskah, dan inti dari paskah adalah pembebasan yang seutuhnya.
Sdra/i, Tuhan Yesus tidak menjanjikan jalan pintas atau jalan murahan dalam kehidupan ini, Dia sendiri telah menjalani jalan salib. Memang, banyak orang yang menginginkan jalan pintas dan murahan itu, termasuk ketidaksiapan menerima akibat dari kesalahannya, mereka mau yang mudah-mudah saja, istilahnya mau enaknya saja. Tidak, Tuhan kita tidak seperti itu. Dia mau kalau kita juga belajar dari pengalaman hidup yang penuh dengan tantangan atau cobaan ini, termasuk belajar dari kesalahan yang telah kita lakukan, namun pada akhirnya Tuhan pasti datang membawa kebaikan bagi kita semua.
Lih. ayat hafalan Yesaya 40:10a
No comments:
Post a Comment
Apa yang ada di pikiranmu?