Tuesday, July 20, 2021

Menjadi Ciptaan Baru (2 Korintus 5:16-21)

Renungan tentang Ciptaan Baru
Oleh: Pdt. Alokasih Gulo


5:16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Pertama-tama dulu kita mesti menyadari bahwa perikop 2 Korintus 5:17 merupakan bagian dari pasal 5:16-21 dan tercakup dalam surat pembelaan Paulus tentang kerasulannya. Dengan menceritakan pengalamannya sendiri, secara khusus pengalaman perjumpaannya dengan Tuhan, sekaligus menegaskan pusat teologianya yang disebut dengan teologi salib, Paulus berusaha menanggapi berbagai serangan dari lawan-lawan yang mempersoalkan kerasulannya tersebut. Bagi Paulus, kematian dan kebangkitan Kristus merupakan tindakan penyelamatan Allah. Ia mendamaikan diri-Nya dengan dunia, sehingga setiap yang berada di dalam Kristus adalah ciptaan baru. Ungkapan ini mempunyai latar belakang Perjanjian Lama, yang menyinggung tentang penciptaan dalam kitab Kejadian, dimana Allah yang pencipta itu tidak membiarkan ciptaan yang telah jatuh ke dalam kuasa dosa tersebut semakin dikuasai kerajaan duniawi; sebaliknya Ia membaharuinya, yang dilaksanakan dengan pendamaian melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Ayat 17 ini tidak saja berhubungan dengan perubahan pengenalan Kristus dari ukuran/menurut daging kepada pengenalan di dalam Kristus itu sendiri menurut Roh (ay.16), tetapi juga menunjukkan hubungan dengan ciptaan baru. Kata “di dalam Kristus” merupakan ringkasan pokok yang mewarnai teologi Paulus dan sangat berarti dalam penebusan manusia. Dalam frase ini Paulus membicarakan bahwa “di dalam Kristus”, Dia oleh tubuh-Nya telah menanggung penghukuman Allah terhadap dosa kita. Jadi kata ini dalam ayat 17 menyatakan bahwa siapa yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru.

Ungkapan ciptaan baru ini menyatakan tindakan atau perbuatan Allah yang adalah pencipta. Oleh karena dunia telah tenggelam ke dalam kuasa dosa, dan telah rusak, maka Kristus datang menebusnya melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Kemenangan Kristus itu menyatakan pendamaian antara Allah dan manusia, sehingga membawa zaman baru, yaitu “keadaan baru dalam Kristus”, dimana zaman lama telah berlalu, dan zaman baru telah datang. Maka, setiap yang berada di dalam Kristus adalah ciptaan baru, berada dalam zaman/situasi baru, dan berada dalam rangkulan kasih Allah. Jadi, ciptaan baru merupakan hasil dari penebusan Kristus melalui salib, sehingga yang “berada di dalam Kristus” adalah ciptaan yang baru, yang melalui Yesus Kristus, Allah melepaskan semua manusia dari kuasa kegelapan dan mengantarnya di dalam kerajaan Anak yang dikasihi-Nya sebagai terang (bnd. 2 Kor. 4:6). Intinya adalah bahwa di dalam Kristus, manusia telah menjadi ciptaan baru karena telah beroleh pendamaian oleh salib Kristus; dan manusia yang telah menjadi ciptaan baru itu dipercayakan menjadi utusan Kristus untuk memberitakan kabar pendamaian bagi manusia dan dunia.

Menjadi ciptaan baru dalam konteks kita saat ini, tidak sekadar adanya pergantian tahun, atau pergantian bulan dari bulan Januari ke Februari, minggu, atau pun hari. Tidak juga sekadar bahwa “tahun yang lama” itu telah berlalu (atau malah dianggap masa lalu), dan saatnya sekarang digantikan oleh “tahun yang baru”. Tidak juga sekadar ganti kalender baru, atau malah ada yang “rumah” baru, atau “status” baru. Menjadi ciptaan baru dalam konteks kita saat ini pertama-tama menunjukkan bahwa kita masing-masing telah beroleh pendamaian oleh salib Kristus karena kita memang telah “berjumpa” dengan Dia, dan kemudian kita telah diberi kepercayaan menjadi utusan Kristus dalam memberitakan kabar pendamaian itu di sekitar kita, bagi manusia, bagi segala makhluk dan dunia.

Pertama, telah beroleh pendamaian oleh salib Kristus, dan itu akan dinikmati apabila masing-masing telah “berjumpa” dengan Kristus. Berjumpa dengan Kristus berarti telah mengalami sendiri karya penyelamatan Kristus itu, walaupun secara kasat mata belum melihat langsung Yesus (sama seperti rasul Paulus). Mengalami sendiri karya penyelamatan Yesus berarti telah hidup bersama dengan Yesus.

Kedua, menjadi utusan Kristus untuk memberitakan kabar pendamaian bagi manusia dan dunia. Ini penting, sebab orang yang telah menerima pendamaian Kristus, haruslah mampu menjadi saksi-saksi Kristus terhadap sesamanya, sehingga orang lain itu pun dapat menikmati pendamaian yang dari Kristus tersebut. Berdamai dengan Kristus berarti berdamai juga dengan sesama. Tidak mungkin mengatakan telah memperoleh pendamaian dari Tuhan, sementara relasi dengan sesama kurang harmonis. Tidak mungkin mengatakan telah mengalami penebusan dari Tuhan, kalau masih sulit menerima satu dengan yang lain. Menjadi utusan Kristus dalam pemberitaan kabar pendamaian berarti hidup di dalam damai itu sendiri, termasuk dalam relasi dan penerimaan sesama.

Selamat menjadi ciptaan baru!

No comments:

Post a Comment

Apa yang ada di pikiranmu?

Allah Memperhitungkan Iman sebagai Kebenaran (Roma 4:18-25)

Rancangan khotbah Minggu, 25 Februari 2024 Disiapkan oleh: Pdt. Alokasih Gulo 18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Ab...