Wednesday, May 13, 2015

Diyakinkan, Diutus, dan Disertai (Matius 28:16-20)



Bahan Khotbah Kamis, 14 Mei 2015
Oleh: Pdt. Alokasih Gulo, M.Si[1]

28:16  Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
28:17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Teks renungan kita pada hari ini merupakan kelanjutan dari kisah kebangkitan Yesus, dimana pada bagian akhir kisah dimaksud ada semacam kesimpangsiuran informasi di tengah-tengah masyarakat tentang kebangkitan Kristus, termasuk di tengah-tengah para murid. Pada satu sisi ada berita tentang kebangkitan-Nya yang dibuktikan dengan kubur yang kosong (Mat. 28:1-10), namun pada sisi lain mahkamah agama Yahudi menyebarkan suatu berita yang menyatakan Kristus tidak bangkit, Dia telah dicuri oleh murid-murid-Nya pada malam hari (Mat. 28:11-15). Tentu kita lebih percaya pada berita kebangkitan Kristus sebagai sesuatu yang telah terjadi, sedangkan berita dari mahkamah agama tersebut adalah bohong/palsu. Sekarang, penulis Injil Matius mengajak kita semua untuk meyakini kebenaran berita tentang Kristus itu, kemudian meneruskan berita tersebut kepada semua bangsa, dengan keyakinan baru bahwa Tuhan Yesus pasti menyertai.

(1)  Yesus meyakinkan para murid akan kuasa-Nya (ay. 17-18)
Keragu-raguan beberapa orang terhadap Yesus sangat dimaklumi (ay. 17), sebab berita palsu yang disebarluaskan oleh mahkamah agama sangat menggoncang iman, bahkan diikuti dengan ancaman para penguasa Yahudi (dan Romawi). Yesus tahu persis situasi ini, sehingga Dia perlu meyakinkan murid-murid-Nya akan kuasa yang dimiliki-Nya (ay. 18); dengan demikian berita tentang kebangkitan-Nya (yang penuh kuasa) adalah benar adanya, dan tidak perlu diragukan lagi.

(2)  Yesus mengutus pada murid (ay. 19-20a)
Setelah meyakinkan murid-murid akan kuasa-Nya, Yesus kemudian mengutus mereka untuk memberitakan kebenaran itu kepada semua bangsa (sebagai upaya untuk melawan arus berita palsu), dan bahkan meminta mereka untuk membaptis semua bangsa dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (ay. 19-20a). Teks ini juga sekaligus memberi penegasan kepada kita akan universalitas berita Injil Kristus, yaitu kepada semua bangsa, bukan hanya kepada bangsa Israel/Yahudi (sebagaimana selama ini dipahami oleh bangsa Israel/Yahudi; ingat bahwa pembaca Injil Matius adalah keturunan Yahudi). Teks ini mendorong kita untuk membuka hati, membuka diri terhadap mereka yang selama ini dianggap tidak masuk dalam “wilayah” pemberitaan akan kasih karunia Tuhan. Teks ini meyakinkan kita untuk tidak ragu-ragu menjangkau mereka yang selama ini tidak terjangkau, sehingga mereka pun berolah kebenaran dan keselamatan di dalam Kristus Yesus.

(3)  Yesus menjanjikan penyertaan-Nya (ay. 20b)
Mengutus seseorang untuk suatu pekerjaan yang sangat berisiko tentu harus disertai dengan suatu jaminan bahwa yang bersangkutan pasti dilindungi oleh pemilik pekerjaan itu sendiri. Itulah kira-kira yang dilakukan oleh Yesus ketika mengutus murid-murid-Nya memberitakan berita tentang Kristus yang bangkit dan penuh kuasa. Yesus menjanjikan perlindungan kepada mereka dengan perkataan: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (ay. 20b). Apa artinya? Yaitu bahwa Yesus sendiri pasti menyertai murid-murid-Nya; menyertai dalam teks ini berarti Yesus selalu bersama-sama dengan setiap orang yang memberitakan berita kebenaran tentang diri-Nya, Dia pasti melindungi mereka, Dia pasti memberikan pertolongan dan penghiburan atas mereka, Dia pasti memampukan mereka melaksanakan tugas pemberitaan kebenaran itu. Lagi-lagi, Yesus meyakinkan kita semua bahwa kita tidak sekadar yakin akan kebenaran tentang Kristus, tetapi sungguh-sungguh yakin juga akan kebenaran yang kita teruskan atau beritakan itu kepada semua bangsa.

Sdra/i yang dikasihi Tuhan, apa artinya menjadi orang Kristen? Pertama, menjadi orang Kristen tidak sekadar mengaku bahwa kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan yang telah bangkit dan hidup. Menjadi orang Kristen yang percaya pada Kristus berarti yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa kuasa yang sesungguhnya hanya ada di dalam Yesus yang kita percayai itu. Memang, kadang-kadang kita “ragu-ragu” meyakininya, apalagi kalau sepertinya Tuhan tidak berpihak pada kita, namun sikap “ragu-ragu” itu harus menggiring kita pada pencarian dan penerimaan kebenaran bahwa Kristuslah yang berkuasa atas hidup kita.

Kedua, menjadi orang Kristen yang percaya pada kuasa Kristus memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberitakan kebenaran Kristus itu bahkan kepada semua bangsa. Artinya, kita harus menyaksikan Kristus kepada siapa pun, di tempat mana pun, dan di setiap saat. Kita tidak harus membuka Alkitab setiap bertemu dengan setiap orang, sebab yang jauh lebih berpengaruh adalah kesaksian hidup kita terhadap sesama, baik mereka yang selama ini dekat dengan kita, maupun mereka yang “jauh” dari “jangkauan pertemanan” kita masing-masing. Maka, aneh rasanya kalau ada orang tampil atau mengaku sebagai anak-anak Tuhan ketika berada di dalam gereja, namun tampil sebagai “anak-anak yang tidak jelas” ketika “keluyuran” entah ke mana.

Ketiga, menjadi orang Kristen yang telah menerima Kristus berarti yakin akan penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Penyertaan Tuhan ini memampukan kita untuk tidak ragu-ragu lagi menjalani kehidupan kita dalam kebenaran Kristus, sekaligus menyadarkan kita bahwa Kristus selalu mengamati setiap gerak langkah kita di mana saja dan kapan saja. Kesadaran ini akan menolong kita pada satu sisi untuk tidak ragu-ragu melangkah dalam kebenaran, sekaligus bersikap hati-hati dalam menjalani kehidupan ini, sebab Kristus menyertai dan “mengawasi” perjalanan kita.


[1] Bahan Khotbah Kebaktian Kenaikan Yesus, Kamis, 14 Mei 2015, Jemaat BNKP Denninger dan Betania Fodo, Pdt. Alokasih Gulö, M.Si

3 comments:

  1. makasih buat renungannya... sangat diberkati.

    ReplyDelete
  2. Trimakasih renungannya sangat menbantu saya Tuhan memberkati

    ReplyDelete

Apa yang ada di pikiranmu?

Allah Memperhitungkan Iman sebagai Kebenaran (Roma 4:18-25)

Rancangan khotbah Minggu, 25 Februari 2024 Disiapkan oleh: Pdt. Alokasih Gulo 18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Ab...