Monday, December 24, 2012

Kalau Juruselamat Sudah Datang, Apa Lagi yang Kita Takuti? (Lukas 2:8-11)

Renungan Natal 25 Desember 2012
Oleh Pdt. Alokasih Gulo


Ay.
Luka 2:8-11
Lukas 2:8-11
2:8
Ba so gubalo ba danöra andrö, si mörö ba danö, manaro biribirira ba zi bongi.
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
2:9
Ba i’ondrasi ira mala’ika Zo’aya, ba ifasui ira haga Zo’aya, ba oi si wa’ata’ura.
Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.
2:10
Ba imane khöra mala’ika andrö: “Böi mi’ata’ufi. Hiza sa, uturiagö khömi wa’omuso dödö sabölöbölö, si rugi niha fefu dania.
Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
2:11
Me no tumbu khömi Zangorifi andrö, bongi andre, Keriso So’aya ba mbanua Dawido
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.


·         Gembala pada zaman dulu, termasuk pada zaman perjanjian baru, dianggap sebagai salah satu kasta/kelompok/kelas masyarakat yang rendah. Mereka tinggal di luar kota dan tidak diperkenankan terlibat dalam banyak kegiatan atau peristiwa penting. Tetapi, kepada siapakah para malaikat memberitakan berita baik? Siapakah yang mendengar nyanyian bala tentara surga yang memuji Allah? Yaitu gembala. Bertolak belakang bukan? Mereka yang disingkirkan oleh masyarakat justru menjadi orang yang pertama mendengar berita baik itu. Atau lebih tepatnya, kepada orang-orang yang disingkirkan itulah Allah justru memberitakan berita baik, yaitu bahwa Juruselamat telah lahir.


·         Kita hidup saat ini di dunia yang penuh dengan tragedi atau penuh dengan berbagai peristiwa yang memprihatinkan, menyedihkan, memilukan, dan menakutkan. Berita sukacita itu dibutuhkan oleh dunia pada umumnya, dan setiap orang pada khususnya. Mengapa? Karena hidup kita selalu dibayangi oleh penderitaan, kesedihan, dukacita, kegelisahan, keuatiran, dan ketakutan. Kisah Natal seperti diceritakan oleh Injil Lukas ini bukan hanya sekadar berita BAIK, melainkan berita TERBAIK bagi dunia. Hal ini terlihat jelas dari perkataan malaikat kepada para gembala tersebut: “...aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (ay. 10-11).


·         Tahun yang lalu, saya mendapatkan SMS ucapan selamat Natal dari seorang teman, katanya: “Kalau dunia ini kekurangan hanya kebutuhan hidup sehari-hari maka Allah tentunya mengutus ahli ekonomi bagi kita ..., kalau kebodohan saja masalah dunia ini, maka Allah akan mengutus orang yang pintar atau orang yang pendidikannya tinggi (profesor) bagi dunia ini ..., namun, bukan itu semua masalah dunia kita. Masalah utama kita adalah bahwa dunia telah jatuh dalam berbagai bentuk dosa, dan karenanya kita membutuhkan orang yang mampu membebaskan kita dari perbudakan dosa itu, kita membutuhkan orang yang mampu memulihkan  dan mendamaikan kita. Itulah sebabnya Allah mengutus anak-Nya Yesus Kristus bagi kita, bukan ahli ekonomi, bukan kaum intelektual atau profesor, bukan juga ahli bedah, atau ahli kecantikan, dll. Kita sudah dikuasai oleh keduniawian, persaingan tidak sehat, kegelisahan, kekuatiran, dan ketakutan, dan itu semua berhubungan dengan “masalah hidup” dalam pengertian yang luas (fisik, mental/jiwa, psiko-sosial, dan spiritual). Dalam konteks itu kita membutuhkan Tuhan Yesus, karena hanya Dialah yang memampukan kita melewati segala bentuk “tragedi” dunia ini. 


·         Memang, sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan dan kelemahan, kita pantas takut, pantas gelisah dan kuatir. Namun, kalau Pembela kita sudah datang, kalau Penyelamat kita sudah datang, untuk apa kita takut, untuk apa kita

·      Banyak orang dalam hidup ini selalu merasa “kecil” hanya karena tidak mempunyai banyak dalam ukuran dunia, hanya karena merasa banyak kelemahan atau kekurangan, hanya karena secara ekonomi dia lemah, hanya karena pendidikannya rendah, hanya karena status sosialnya rendah, atau juga karena sering dianggap “kecil/rendah” oleh masyarakatnya. Namun, berita sukacita yang disampaikan oleh malaikat pada hari ini, menegaskan bahwa kita tidak perlu merasa “kecil” dengan alasan apa pun, kita tidak perlu merasa “rendah” dan tidak berguna apa pun latar belakangnya. Sekali lagi, kalau Pembela dan Penyelamat kita sudah datang, apa lagi yang kita takuti?


Selamat Natal


No comments:

Post a Comment

Apa yang ada di pikiranmu?

Allah Memperhitungkan Iman sebagai Kebenaran (Roma 4:18-25)

Rancangan khotbah Minggu, 25 Februari 2024 Disiapkan oleh: Pdt. Alokasih Gulo 18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Ab...