Saturday, June 3, 2017

Roh Kudus Memampukan Kita Berbuat Hal-hal yang Luar Biasa (Kisah Rasul 2:1-21)



Rancangan Khotbah Minggu, 04 Juni 2017
Oleh: Pdt. Alokasih Gulo, M.Si[1]

Kisah ini merupakan peristiwa yang sangat menghebohkan Yerusalem, yaitu peristiwa turunnya Roh Kudus atas orang-orang percaya yang berkumpul di situ (Kis. 2:1-5). Seterusnya adalah reaksi orang banyak atas kejadian yang baru saja terjadi itu, yaitu ketika orang-orang percaya mampu berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain. Pada ayat 6-13 kita dapat membaca banyaknya orang yang bingung (tobali dödöra, ay. 6), tercengang-cengang dan heran (tobali dödöra ba ahölihöli dödöra, ay. 7), dan sangat termanu-manu (tobali dödöra lö la’ila watahögö, ay. 12), dan akhirnya beberapa orang menyindir dengan mengatakan: “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis” (ay. 13). Pada awalnya tidak ada yang tahu persis apa yang sedang terjadi, walaupun ada sebagian yang sudah menyindir atau mengejek. Itulah sebabnya Petrus mewakili semua orang percaya itu untuk menjelaskan apa sebenarnya yang sedang terjadi, dan bagaimana mungkin mereka mampu berkata-kata dengan bahasa-bahasa lain tersebut (ay. 14).

Dengan singkat dan tegas Petrus membantah semua asumsi para penyindir atau pengejek tersebut. Saat itu, demikian ditegaskan oleh Petrus, hari barulah pukul 9. Ini penting! Mengapa? Karena pukul 9 itu merupakan waktu untuk kurban pagi menurut tradisi agama/adat Yahudi. Ada peraturan di sini, yaitu bahwa sebelum waktu pemberian kurban ini orang tidak boleh makan ataupun minum. Dengan demikian, Petrus hendak menegaskan bahwa orang-orang percaya yang pada waktu itu masih didominasi oleh keturunan Yahudi, tidak mungkin sudah minum anggur manis yang membuat mereka mabuk seperti tuduhan beberapa orang. Mungkinkah sekumpulan besar orang-orang Yahudi melanggar begitu saja adat mereka? Jika hanya satu orang mungkin saja pelanggaran itu terjadi, tetapi sekali lagi jumlah mereka sangat banyak, berjamaah! Artinya tidak mungkin orang-orang percaya yang banyak itu melanggar hukum agama/adat Yahudi di pagi hari tersebut. Dengan demikian, mereka bukanlah mabuk anggur manis, dan itulah yang ditegaskan oleh Petrus di ayat 15 tadi: “Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka …”.

Kalau begitu, apa yang terjadi dengan orang-orang percaya tersebut? Bagaimana mungkin mereka mampu berkata-kata dalam berbagai bahasa dalam waktu yang sangat singkat itu? Bukankah kemarin mereka ini tidak ada apa-apanya? Bukankah mereka ini hanyalah orang-orang yang kecil dan tidak pernah mengenyam pendidikan khusus untuk berbahasa asing, tidak pernah ikut kursus bahasa asing, apalagi dengan banyak bahasa? Apa-apaan ini semua?

Di ayat 17-21 Petrus mengingatkan sekaligus menegaskan bahwa peristiwa yang menghebohkan itu merupakan peristiwa turunnya Roh Kudus atas orang-orang percaya, dan peristiwa itu beserta segala mukjizat yang terjadi sesungguhnya telah dinubuatkan oleh nabi Yoël pada zaman PL (lih. Yoël 2:28-32), dan bukan dibuat-buat, bukan karena mabuk anggur manis, atau bukan hal yang baru; maka seharusnya bangsa Yahudi tidak perlu mempertanyakannya, apalagi menyindir apalagi mengolok-oloknya. Kemampuan mereka berkata-kata dalam berbagai bahasa tersebut merupakan buah atau karya dari Roh Kudus sebagaimana telah dinubuatkan oleh nabi dalam PL. Semuanya ini merupakan rangkaian pembuktian bahwa Yesus adalah Mesias yang dari Allah, dan karenanya bangsa Yahudi seharusnya percaya kepada-Nya.

Dengan penjelasan tersebut, Petrus juga sekaligus mengajak orang-orang percaya masih ragu-ragu memberi kesaksian tentang iman mereka kepada Yesus, untuk berani tampil dan memberi kesaksian akan apa yang baru saja mereka alami di hari itu. Petrus berseru kepada semua penduduk Yerusalem dan kepada semua orang yang datang dari luar, supaya mendengar kepadanya. Sebab peristiwa yang telah berlangsung di hari itu sangat penting bagi seluruh bangsa Yahudi, terutama karena ada hubungannya dengan nubuatan nabi pada zaman PL.

Pertanyaannya ialah karunia apa saja yang dicurahkan atas manusia menurut kutipan nubuatan PL (kitab Yoël) tersebut? Ada beberapa di antaranya: karunia bernubuat (mama’ele’ö), penglihatan-penglihatan (la’ila gangilata), mimpi (mangifi),mukjizat-mukjizat (so gila’ila, tandra sahölihöli dödö), hingga berbagai tanda yang mendahului kedatangan hari Tuhan. Pencurahan Roh Kudus ini terjadi tidak lagi hanya kepada orang-orang tertentu, tetapi kepada semua manusia; tidak lagi hanya kepada orang-orang Yahudi tetapi kepada semua manusia dari berbagai suku bangsa; tidak lagi hanya kepada para imam agama Yahudi tetapi kepada semua orang yang percaya kepada Tuhan. Apa artinya? Yaitu bahwa karya Roh Kudus itu berlaku untuk semua, dan tidak ada satu pihak pun yang dapat mengklaim bahwa hanya dia atau pihaknya yang mendapatkan Roh Kudus.

Pesan penting ada di ayat 21 “Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan”. Kalau karya Roh Kudus tadi tidak bisa dibatasi di Israel atau keturunan Yahudi saja, sekarang keselamatan itu ternyata menjadi miliki semua orang yang berseru kepada nama Tuhan.

Peristiwa pencurahan Roh Kudus ini sangat penting bagi kita sebagai orang percaya kepada Yesus Kristus. Peristiwa ini merupakan peristiwa besar di masa lampau, dengan dampak besar di masa kini dan masa depan. Sejak peristiwa itulah pemberitaan mengenai Injil hingga lahirnya gereja-gereja semakin gencar. Perjalanan gereja hingga seperti keadaan sekarang ini tidak pernah lepas dari tuntunan, bimbingan, dan pertolongan Roh Kudus.

Hal ini mengajak kita untuk menyadari bahwa karunia Roh Kudus yang dari Tuhan dapat dianugerahkan bagi siapa pun yang Tuhan kehendaki. Tentu kita patut bersyukur atas karunia itu. Selanjutnya, orang-orang yang telah menerima Roh Kudus tentu mampu mempertanggungjawabkan imannya itu, mampu memberi kesaksian positif akan imannya, dan mampu memberi pengaruh positif di tengah-tengah jemaat/masyarakat di mana dia berada. Orang-orang yang telah menerima curahan Roh Kudus akan mampu berbuat banyak hal yang luar biasa, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain; mampu berbuat hal-hal yang dapat membawa pembaharuan dalam keluarga, di jemaat, dan di masyarakat.

Kita juga tidak perlu memaksakan diri untuk mendapatkan karunia roh tertentu yang kita anggap lebih hebat, lebih laris di zaman sekarang. Tuhan pasti tahu karunia roh apa yang tepat diberikan-Nya bagi setiap orang. Yang paling penting adalah bahwa dengan Roh Kudus kita mampu dan berani berseru kepada Tuhan, sebab “barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan” (Kis. 2:21).


[1]Khotbah Minggu, 04/06/2017 di BNKP Jemaat Nazalou

No comments:

Post a Comment

Apa yang ada di pikiranmu?

Allah Memperhitungkan Iman sebagai Kebenaran (Roma 4:18-25)

Rancangan khotbah Minggu, 25 Februari 2024 Disiapkan oleh: Pdt. Alokasih Gulo 18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Ab...