Sunday, May 29, 2022

Orang Benar Berseru, TUHAN menjawab – Fe’ao Dödö Niha Satulö, Ifondrondrongo Yehowa (Mzm. 17:1-6)

Khotbah Minggu, 29 Mei 2022
Disiapkan oleh: Pdt. Alokasih Gulo

1 Doa Daud. Dengarkanlah, TUHAN, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
2 Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar.
3 Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur.
4 Tentang perbuatan manusia, sesuai dengan firman yang Engkau ucapkan, aku telah menjaga diriku terhadap jalan orang-orang yang melakukan kekerasan;
5 langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang.
6 Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.


Permohonan yang Jujur dan Terbuka
Dalam Mazmur 17, Daud menggambarkan dirinya sedang berada dalam keadaan yang memprihatinkan. Mazmur 17 adalah permohonannya yang sungguh-sungguh kepada TUHAN, dia tidak menyembunyikan apa pun. Ini menunjukkan betapa dekatnya Daud dengan TUHAN; itulah sebabnya dia menceritakan dengan gamblang kondisinya dan menyampaikan permohonannya dengan jujur kepada TUHAN.

Pada ayat 1 dan 2, pemazmur memohon dengan sangat agar TUHAN memperhatikannya. Permohonannya ini menjadi lebih kuat pada ayat 6-9, ketika dia memohon kepada Tuhan untuk menyelamatkan orang-orang yang mencari perlindungan dari musuh mereka. Pemazmur ingin TUHAN melakukan sesuatu, yaitu memberikan pembebasan dan perlindungan dari orang-orang jahat yang mengelilingi kehidupannya. Musuh-musuh Daud ini ada hubungannya misalnya dengan Saul (yang mengejar dan menginginkan kematiannya), anaknya Absalom (yang memberontak), dll.

Permohonan Daud pada ayat 1-2 dan 6-9 berfungsi sebagai penanda kesetiaannya yang kuat terhadap cara-cara TUHAN (ayat 3-5). Dengan kata lain, di tengah penderitaan, pemazmur menegaskan bahwa dia tidak mengikuti jalan orang fasik tetapi telah menjalani kehidupan yang dicirikan oleh kebenaran. Oleh sebab itu, pemazmur memohon TUHAN untuk melihat dan memeriksa dengan sepenuhnya kehidupan pemazmur dan mencari bukti pelanggarannya. Daud bahkan memohon TUHAN untuk melakukan pemeriksaan ini di malam hari, dalam kegelapan, ketika pikiran, sikap, dan perilaku seseorang yang sebenarnya mungkin paling sulit disembunyikan. Ungkapan-ungkapan permohonan seperti ini menunjukkan bahwa pemazmur sepenuhnya yakin bahwa TUHAN tidak akan menemukan apa pun yang buruk dalam dirinya, yang dapat dijadikan alasan bahwa orang-orang jahat boleh mengancamnya. Daud dengan jujur dan yakin menunjukkan bahwa hanya kepatuhan yang teguh pada jalan TUHAN yang terus dia lakukan dalam hidupnya.

Hubungan yang Aktif dan Hidup
Secara keseluruhan, Mazmur ini hendak menyarankan dua hal. Pertama, bahwa hubungan antara pemazmur dan TUHAN adalah hubungan yang aktif, bukan pasif. Pemazmur memohon TUHAN untuk mendengarkan secara aktif seruannya, dan memberikan bukti yang kuat tentang kesetiaannya kepada TUHAN, dan akhirnya dia memohon TUHAN untuk bertindak melawan musuh-musuhnya atas nama pemazmur. Secara implisit, hal ini menunjukkan hubungan timbal balik yan aktif: Daud menunjukkan kesetiaan – TUHAN memberikan perlindungan. Dalam hubungan yang dekat seperti inilah ada semacam jaminan bahwa doa permohonan pemazmur didengarkan oleh TUHAN. Bersama TUHAN, manusia dapat menghadapi situasi apa pun dalam hidupnya.

Kedua, Mazmur ini menunjukkan bahwa hubungan aktif antara pemazmur dan TUHAN berada dalam kondisi yang “rentan” tetapi komunikasi mereka sangat jujur. Kedekatan pemazmur dengan TUHAN tidak menjadi jaminan bahwa pemazmur bebas dari berbagai ancaman dan persoalan. Pemazmur boleh saja memiliki hubungan yang aktif dan dekat dengan TUHAN, tetapi ancaman, tantangan, dan persoalan tetap saja hadir dalam hidupnya. Namun demikian, pemazmur tidak berniat untuk memutuskan hubungan dengan TUHAN, sebaliknya dia terus membangun komunikasi yang intens dengan TUHAN. Dengan sangat terbuka, dia menceritakan apa pun yang dia alami, dan tanpa ragu-ragu dia mengungkapkan kesetiannya kepada TUHAN. Daud memohon TUHAN untuk mendengarkan dan memperhatikan seruannya (ay. 1-2); tanpa ragu Daud memohon TUHAN untuk memberikan telinga-Nya (untuk mendengarkan seruannya) dan mata-Nya (untuk memperhatikan situasinya). Komunikasi seperti ini hanya mungkin terjadi di antara dua pihak yang begitu dekat, dan itulah Daud dengan TUHAN. Demikianlah orang yang dekat dengan TUHAN, dapat menyampaikan keluh kesahnya dalam doa dengan jujur dan gamblang tanpa keraguan. TUHAN tentu saja mendengarkan seruan orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan Dia. Mazmur ini mengajak kita untuk memahami bahwa kita tidak perlu menjadi sempurna untuk menyatakan ketidakbersalahan kita kepada Tuhan. Memang, tidak ada orang yang sempurna, tetapi hubungan yang dekat dengan Tuhan dapat memberikan semacam pengharapan bahwa Tuhan akan menjawab doa-doa kita.

Mengikuti Teladan Pemazmur
Dengan permohonan yang sungguh-sungguh, Mazmur 71 mengingatkan kita bahwa kita dapat menanggung beban dan kekhawatiran kita yang terdalam kepada Tuhan dengan keyakinan, seperti yang telah dilakukan oleh pemazmur. Sama seperti pemazmur, kita dapat memohon Tuhan untuk melindungi kita dari hal-hal yang mungkin merugikan atau mengancam kehidupan kita. Ingat kembali nasihat Yakobus satu minggu yang lalu (22-05-2022), bahwa kalau kita berada dalam situasi tertentu yang tidak menguntungkan, berdoalah (lih. Yakobus 5:13-16). Ketika kita berada dalam situasi sulit, hal pertama dan utama yang harus kita lakukan adalah berdoa, curhat kepada TUHAN, bukan curhat di medsos.

Mazmur 17 juga mengingatkan kita bahwa hubungan kita dengan Tuhan haruslah aktif dan hidup, ada hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Seperti yang telah ditunjukkan oleh pemazmur, hubungan ini paling baik diungkapkan bukan saja ketika kita memandang Tuhan sebagai Pahlawan surgawi yang kepada-Nya kita meminta bantuan ketika berada dalam kesulitan, melainkan ketika kita mempertahankan perjanjian dan kedekatan kita dengan Tuhan. Dengan demikian, kita dapat dengan yakin menghadapi situasi apa pun, sebab kita percaya bahwa Tuhan pasti menyertai kita, entah dalam situasi buruk ataupun situasi baik.

Tentu saja, kita tidak punya pilihan selain berpartisipasi dalam hubungan ini dengan percaya diri. Pemazmur telah memberikan contoh luar biasa bagi kita. Kita menyuarakan permohonan dan keluh kesah kita kepada Tuhan, dan Dia akan menjawab (ayat 6). Tuhan akan menunjukkan kasih setia-Nya (Mzm. 17:7), seperti yang telah dilakukan, sedang, dan akan terus Dia dilakukan untuk semua orang yang berlindung kepada-Nya.

Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku (Mazmur 17:6)





No comments:

Post a Comment

Apa yang ada di pikiranmu?

Allah Memperhitungkan Iman sebagai Kebenaran (Roma 4:18-25)

Rancangan khotbah Minggu, 25 Februari 2024 Disiapkan oleh: Pdt. Alokasih Gulo 18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Ab...