Monday, November 26, 2012

Apakah nama saya sudah tercatat dalam kitab kehidupan? (Wahyu 20:11-15)

Siapakah yang tercatat namanya dalam kitab kehidupan? Bagaimana supaya kita juga tercatat namanya? Ukurannya apa? Bagaimana ciri-ciri orang yang telah mulai tercatat namanya? Setiap saat petugas surgawi melakukan pendataan terhadap seluruh penduduk atau umat manusia, menuliskan siapa saja yang dilayakkan tercatat dalam stambuk surgawi (kitab kehidupan). Ibarat pendataan orang yang mendapat bantuan rumah. Sekali pun rumahnya telah roboh, tetapi kalau dia belum tercatat atau terdata dalam daftar, maka dia tidak akan mendapat bantuan rumah dimaksud. Tentu ada beberapa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi supaya namanya masuk dalam daftar penerima bantuan rumah (atau gedung gereja kita). Misalnya: akta tanah (surat keterangan bahwa tanahnya tidak sedang bermasalah), dan masih ada syarat-syarat lokal tertentu. Artinya, robohnya rumah tidak secara otomatis menjadikan rumah itu dibangun oleh BRR. Demikian juga halnya dengan pendataan kitab kehidupan. Memang penekanan bukan pada syarat-syaratnya, sebab pendataan itu tidak mempunyai syarat seperti sering kita bayangkan. Yang mau saya katakan di sini adalah bahwa identitas sebagai orang Kristen, sebagai hamba Tuhan, dll, tidak otomatis menjamin bahwa kita sudah tercatat dalam kitab kehidupan.

Setiap tindakan kita dicatat/ditulis setiap saat oleh juru tulis Allah, entah perbuatan/tindakan baik ataupun yang tidak baik. Berdasarkan yang tercatat itulah kita diseleksi, apakah masuk dalam kerajaan surga atau tidak. Tidak ada pengecualian, yang mati, yang masih hidup, bahkan yang mati di laut, yang tubuhnya terpisah-pisah ketika mati, tetap harus mendapat penghakiman menurut perbuatan masing-masing.

Tidak dipungkiri bahwa banyak orang yang tidak sempat tercatat namanya dalam kitab kehidupan, karena belum sempat memanfaatkan waktu hidupnya untuk kebajikan dan kemuliaan Tuhan. Kita seringkali ribut ketika dalam posisi tertentu di dalam gereja nama kita tidak tercatat, tetapi kita tidak pernah bertanya dan merenungkan “apakah nama saya ada dalam kitab kehidupan?” Mereka yang sudah mati tidak mungkin mengulangi lagi proses kehidupan mereka untuk berupaya mendapatkan formulir isian masuk kitab kehidupan, kita juga yang hidup tidak mungkin lagi memperjuangkan supaya nama mereka tercatat, sebab itu bukan hak kita lagi; dan lagi pula kita juga sedang sibuk dan bersusah payah mendapatkan formulir isian dimaksud.

Adakah kemungkinan nama kita tidak tercatat dalam kitab kehidupan itu? Ada!
Alasan utamanya ialah kegagalan kita bertahan hidup di tengah gelombang kehidupan yang sarat dengan kebobrokan ini, sarat dengan penderitaan, sarat dengan kenikmatan duniawi, sarat dengan berbagai pengaruh duniawi, dlsbg. Peristiwa perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke tanah Kanaan, hanya dua orang yang sampai di tanah perjanjian itu, Kaleb dan Yosua. Banyak yang mati di tengah jalan, dipagut ular, ditelan tanah, dimakan api dari TUHAN, bahkan banyak yang mati kekenyangan. Mengapa? Karena harapan masa depan telah hilang dari pandangan mata iman mereka. Demikian juga kita, ketika harapan masa depan itu kehilangan dari mata hati atau mata iman kita, yakinlah bahwa sekecil apa pun godaan duniawi kita pasti tersesat dan gagal mengatasinya. Sebaliknya, sebesar apa pun godaan duniawi, bahkan penderitaan dan kematian sekali pun, kalau kita tetap memandang terus pada pengharapan surgawi itu, kita tidak akan tersesat/gagal.

No comments:

Post a Comment

Apa yang ada di pikiranmu?

Allah Memperhitungkan Iman sebagai Kebenaran (Roma 4:18-25)

Rancangan khotbah Minggu, 25 Februari 2024 Disiapkan oleh: Pdt. Alokasih Gulo 18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Ab...