Saturday, December 19, 2020

Ketika Allah Menyatakan Rahasia Ilahi-Nya kepada Manusia (Roma 16:25-27)

Rancangan Khotbah Minggu Adven ke-4, 20 Desember 2020
Disiapkan oleh: Pdt. Alokasih Gulo

16:25 Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, --menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya,
16:26 tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman--
16:27 bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.

Ketiga ayat dari penutup surat Paulus ini mengandung doksologi yang biasanya dinyanyikan pada minggu terakhir advent. Namun, ada kesulitan dalam memahami kata-kata Paulus di ayat 25-26: “… pernyataan rahasia yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan …” Istilah “rahasia” ini dalam bahasa Yunani “mysterion,” dapat diartikan sebagai “misteri,” bisa juga “rahasia” (Alkitab terjemahan baru LAI). Kata ini sendiri menunjuk pada sebuah “rahasia ilahi” yang telah “disembunyikan” atau “disimpan” oleh Allah selama berabad-abad lamanya sampai tiba saatnya untuk dinyatakan. Gagasan tentang “rahasia ilahi” yang dinyatakan sampai waktu yang tepat ini dapat juga dibaca dalam kitab apokrif (mis. 2 Esdras 14:5) dan dalam gulungan laut mati. Namun, dalam tulisan Paulus sendiri dapat dibaca misalnya di Roma 11:25 dan 1 Korintus 2:7, 10. 
 
Hanya saja, apa maksud dari “rahasia” ini tidak jelas. Ada beberapa kemungkinan untuk memahaminya. Pertama, kata ini dapat merujuk kepada diri “Yesus Kristus.” Dalam surat Ibrani 1:1-2 ditegaskan bahwa sejak dahulu kala Allah berbicara kepada nenek moyang Israel dalam pelbagai cara, tetapi sekarang Allah berbicara dengan perantaraan Anak-Nya Yesus Kristus. Artinya, diri “Yesus Kristus” merupakan “rahasia ilahi” sejak dahulu kala sampai tiba waktunya rahasia ilahi itu dinyatakan melalui kelahiran Yesus. 
 
Kedua, kata “rahasia” dalam teks ini juga dapat merujuk kepada keselamatan bagi orang-orang non Yahudi, dan ini sangat kuat dalam diri Paulus, sebab dia sendiri mengaku bahwa dia adalah rasul bagi orang-orang non-Yahudi. Artinya, rahasia ilahi tentang keselamatan bagi orang-orang non-Yahudi kini dinyatakan di dalam diri Yesus Kristus. Itulah inti dari Injil, berita yang sekian lama diberitakan oleh para nabi, yaitu bahwa Allah menyatakan diri-Nya dalam diri Yesus Kristus, dan pada saat yang sama keselamatan yang selama berabad-abad dianggap hanya milik bangsa Israel, kini dapat menjangkau orang-orang non-Yahudi oleh karena Yesus Kristus. 
 
Lalu, apa maksud Paulus dengan kata-kata ini? Apa maksud dari teks ini?
  1. Untuk menegaskan bahwa pada akhirnya Allah berkenan menyatakan (menyingkapkan) sendiri rahasia ilahi yang telah disimpan berabad-abad itu, tidak ada seorang pun yang dapat menghalanginya. Pernyataan rahasia ilahi itulah yang terwujud melalui kedatangan Yesus Kristus ke dunia, yang kelahiran-Nya akan kita rayakan beberapa hari lagi. Ini adalah berita sukacita yang amat besar, sebab oleh karena kasih dan kuasa-Nya Allah menyatakan rahasia ilahi-Nya kepada umat manusia yang penuh dengan dosa, kepada kita semua. Dengan menyatakan rahasia-Nya kepada kita, berarti Allah berkenan membuka diri-Nya terhadap kita, suatu hal yang tidak mungkin terjadi kalau memakai ukuran duniawi. Sebagai perbandingan misalnya, apakah seorang presiden dapat menyatakan rahasianya kepada siapa saja? Apakah dia dapat membuka rahasia negara kepada semua orang? Tentu tidak bukan? Idealnya, presiden mengungkapkan rahasia negara hanya kepada orang-orang tertentu saja, orang-orang yang menurutnya “layak” mengetahuinya. Namun, Allah melakukan hal yang tidak mungkin dilakukan oleh presiden dunia ini. Allah mengungkapkan rahasia ilahi itu kepada kita, bukan karena kita “layak” untuk itu, melainkan karena kasih-Nya. Hal itulah yang ditegaskan oleh penulis Injil Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Oleh sebab itu, kerelaan Allah untuk menyatakan rahasia ilahi-Nya kepada kita, seharusnya mendorong kita untuk senantiasa bersyukur dan memuliakan nama-Nya, bukan justru menyalahgunakannya.
  2. Untuk menegaskan bahwa keselamatan yang dari Allah itu kini dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia, bukan hanya orang Israel atau orang Yahudi saja. Berita ini mendatangkan sukacita bagi kita semua, membawa pengharapan baru bagi kita, yaitu bahwa oleh karena kasih-Nya yang begitu besar Allah berkenan mengaruniakan keselamatan bagi kita. Oleh karena itu, keselamatan yang dari Allah tersebut haruslah membimbing kita kepada ketaatan iman, bukan justru menjadikan kita ogah-ogahan.
Oleh sebab itu, Paulus menegaskan bahwa hanya bagi Tuhan sajalah segala kemuliaan sampai selama-lamanya. Dia adalah Allah yang penuh hikmat, dan dengan hikmat-Nya itu Dia mengungkapkan rahasia keselamatan bagi seluruh umat manusia di dalam Yesus Kristus. Kalau manusia biasa saja, terutama mereka yang memiliki jabatan tertentu, seringkali “dimuliakan” (baca: dihargai, dihormati), maka Allah yang mampu melakukan tindakan yang jauh lebih besar layak menerima hormat dan kemuliaan. Untuk itulah kita hidup, untuk kemuliaan Tuhan. 

--- selamat berefleksi ---

No comments:

Post a Comment

Apa yang ada di pikiranmu?

Allah Memperhitungkan Iman sebagai Kebenaran (Roma 4:18-25)

Rancangan khotbah Minggu, 25 Februari 2024 Disiapkan oleh: Pdt. Alokasih Gulo 18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Ab...